Sayap-sayap kecil nya terasa lelah
dan mulai berubah kusam.
Mungkin karna perjalanan cinta yang dia tempuh
memaksa nya untuk terbang lebih jauh.
Menjaga hati agar tak tersambar rating-ranting kasar
bila dia terbang terlalu rendah.
Dan terpaksa menahan gairah
untuk terbang menuju angkasa yang menggiurkan.
Keahliannya dalam mengarungi alam dipertaruhkan.
Menerjang sinaran mentari yang perkasa.
Dengan peluh yang menembus setiap pori,
dan hawa panas yang mengungkung raga.
Kasihan dia.
Bahkan riak mukanya sudah mengatakan menyerah.
Walau air mata nya telah membeku malu,
tak lagi menetes sendu saat mereka menanyakan cintanya dimana.
Dan sayap itu masih tetap sama,
lusuh tak bergairah,
lelah,
dan penuh luka.
Tapi dia tetap tinggal.
Sampai ketika cinta ingin berlari kembali,
maka sayap-sayap lusuh itu akan membuka di udara merengkuh cinta.
Dia hanya sang pecinta yang ingin dicinta.
Oleh mu.
Meski diam adalah “senjata” mu yang penuh ancaman membunuh.
Wednesday, November 26, 2008
Senjata Pembunuh
Cinta
Keputusanku bodoh, tapi mungkin tepat..
sayangku hilang..
cinta yang belum sempat meneguk kenikmatannya
ada dimana dia sekarang?
sayang,
mencintaimu memang bukan salah satu rencanaku
itulah sebabnya kau buatku pusing bukan kepalang
sementara hatiku terus berteriak haus akan cintamu
sayang,
mengapa kau berikan hatimu kepadaku?
membuatku tak percaya
rasa ini datang sekejap mata
hingga sulit bagiku menyadarinya
sayang,
mengapa aku bisa begitu senang?
melonjak kegirangan di sisi hatiku yang gelap
sementara dengan bodohnya
hanya kusimpulkan satu senyuman itu untukmu
dan kupikir itu cukup
sayang,
kini aku meratapi semuanya sendirian
hilang lisan untuk berkata
dan tiba2 aku jadi benci berlogika
sayang,
tak ada satu alasan
hingga yang terbodoh sekalipun
untuk menolak cintamu
lalu manusia apa aku
yang lebih bodoh dari bodoh?
aku hanya bukan pejuang cinta yang sejati
takut akan laut yang membentang
memasang jarak diantara kita
jarak yang pernah menghancurkan cintaku
maaf,
bukan aku ingin membandingkanmu
aku tau dari awal kau berbeda
sayang,
mungkin saat ini kau membenciku
aku hanya ingin kau tahu
sungguh aku cinta kau
kau yang berhasil membuatku jadi gila
semenjak kedatanganmu di jakarta

